Bingkaiwarta.com – Menjelang Pilpres 2024 di Amerika Serikat, pertarungan sengit tak hanya terjadi di ranah program dan visi, tapi juga di ranah kekayaan para kandidat.
Related Post
Kekayaan Donald Trump dan Kamala Harris menjadi sorotan publik, karena dianggap merefleksikan gaya hidup dan nilai-nilai yang mereka usung. Trump, yang dikenal sebagai pengusaha real estate dan media, memiliki kekayaan jauh lebih besar dibandingkan Harris yang mengandalkan penghasilan dari karier politik dan investasi sederhana.
Trump: Tajir Melintir dari Bisnis Real Estate dan Media
Donald Trump saat ini tercatat memiliki kekayaan bersih sekitar USD 6 miliar atau setara dengan Rp93,576 triliun (kurs Rp15.596 per USD). Posisinya sebagai salah satu orang terkaya di dunia menempatkannya di peringkat ke-357 menurut Forbes.
Kenaikan harga saham Trump Media & Technology Group pada Oktober 2024 menjadi pendorong utama peningkatan kekayaannya. Trump membangun kekayaannya melalui bisnis real estate seperti Trump Tower, serta bisnis golf di berbagai negara. Trump Media & Technology Group juga menjadi salah satu sumber kekayaannya, terutama menjelang pemilu ketika popularitasnya meningkat.
Harris: Kekayaan dari Karier Politik dan Investasi Sederhana
Kamala Harris dan suaminya, Douglas Emhoff, memiliki kekayaan sekitar USD 8 juta atau Rp124.768 miliar. Kekayaan ini terutama berasal dari gaji berbagai jabatan publik yang pernah dipegangnya, termasuk sebagai Jaksa Distrik San Francisco, Jaksa Agung California, dan Wakil Presiden.
Selain gaji, Harris juga memperoleh penghasilan tambahan dari royalti buku yang ia tulis seperti Smart on Crime dan The Truths We Hold, yang telah memberinya lebih dari USD500.000. Harris dan Emhoff banyak berinvestasi pada dana indeks pasif dan beberapa properti, termasuk rumah di Los Angeles yang bernilai lebih dari USD4 juta.
Perbedaan kekayaan yang mencolok antara Trump dan Harris menjadi bahan perdebatan di tengah masyarakat Amerika. Apakah kekayaan mencerminkan kemampuan memimpin? Atau justru menjadi beban dan menimbulkan konflik kepentingan? Pertanyaan ini akan terus menjadi topik hangat hingga hari pemungutan suara.
Tinggalkan komentar